Langsung ke konten utama

Islam Meruntuhkan Kerajaan Romawi

Penulis : Lia Kurniawati Siddiq

Islam Meruntuhkan Kerajaan Romawi
       Setelah kedatangan kaum muslimin di daerah Syam dan Persia pada abad ke-7, menyebabkan perkembangan Islam yang semakin pesat. Penduduk Qahtan dan Adnan di daerah Syam dan Persia segera masuk Islam, setelah futuh di sana. Semenanjung bangsa Finisi dan Kartago yang menguasai Semenanjung Iberia dan Afrika Utara pada abad ke-8 Masehi dikalahkan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab meminta bantuan pada kaum Berber untuk menguasai Spanyol. Kemudian bangsa Arab dan kaum Berbee menguasai daerah ini samapai abad ke-17.
       Bila menelisik sejarah 1453 M, ada sebuah pertempuran dahsyat antara Utsmaniyah (Ottoman) dan Romawi. Perang itu memperebutkan kota Konstantinopel (Kini Istambul). Seberapa penting Konstantinopel era itu? Napoleon Bonaperte, pelaut Perancis menggambarkannya terang. Dia mengatakan, "Bila seluruh dunia ini adalah sebuah negara, maka kota yang pantas menjadi ibukotanya adalah Konstantinopel". George Trapezuntios, sejarahwan Inggris juga berkisah serupa. " Tahta kekaisaran Romawi adalah Konstantinopel", katanya.
       Konstantinopel kala itu adalah kota penting di dunia. Hampir seperti New York atau Washington era kini. Letaknya ada belahan Asia, setengahnya lagi di daratab Eropa. Bagi masyarakat Eropa, kota itu jadi pusat perekonomian dunia. Seluruh barang yang dari Asia, yang jadi kebutuhan Eropa, diperdagangkan di Konstantinopel. Tak heran, kota itu menjelma jadi ibukota yang diburu siapapun.
       Keindahan kota itu juga luar biasa. Sebuah gereja dibangun megah di sana. Nama gereja itu adalah Aya Sophia. Gereja itu jadi simbol kekuasaan Konstantinopel di tahun 1453 itu dikuasai Kaisar Justinian.
       Penduduk Konstantinopel mulainya dikuasai oleh penganut Nasrani. Kaisar Justinian sangat taat pada agamanya. Mereka dibawah singgasana Romawi. Tapi kalangan penulis Barat menyebut kerajaan ini dengan Byzantium, bukan Romawi. Pasalnya Romawi yang berpusat di Roma sudah hancur sejak abad 4 M. Tapi belahan dunia lainnya menyebut Byzantium ini sebagai Romawi Timur.
       Medio Mei 1453, ribuan pasukan Utsmaniyah, sebuah imperium raksasa di era itu, melakukan pengepungan terhadap Konstantinopel. Perang dua negeri adidaya pun terjadi. Perang antara Utsmaniyah dan Romawi itu menyita perhatian seluruh dunia.
       Tentara Utsmaniyah, dibawah pimpinan Sultan Mehmet II (Muhammad Al Fatih) melakukan pengepungan selama 59 hari. Seluruh dunia pengepungan itu. Eropa terdiam. Nusantara tertegun. Kalangan jazirah Arab bersatu dibawah Utsmaniyah, mengepung Konstantinopel.
       Sultan Al Fatih (sang Penakluk), memiliki ambisi tersendiri dalan penaklukan itu. Pasalnya Konstantinopel adalah kota yang dijanjikan Allah Swt bakal jatuh ke tangan umat Islam. Janji itu diucapkan Nabi Muhammad Saw di abad 6 Masehi. Dalan sebuah Hadist, Nabi Saw sempat berkata.
       "Suatu saat Konstantinopel akan takluk di tangan seorang pemimpin (Islam). Ditangannya dialah sebaik-baiknya pemimpin dan sebaik-baiknya pasukan".
       Sabda Rasul itu menjadi pemantik kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut dalam barisan tentara Utsmaniyah. Bila ada orang yang ditolak masuk bergabung dalan tentara Utsmaniyah, bisa dibilang dia akan malu. Saat itu di kalangan umat Islam sangat berlomba-lomba masuk dalam tentara Utsmaniyah untuk menaklukan Konstantinopel.
       Alhasil pengepungan pun dilakukan. Ternyata menaklukan Konstantinopel tak semudah membalikan telapak tangan. Kota itu sudah pengalaman dalam pengepungan. Hampir puluhan kali kota itu dikepung musuh-musuhnya. Tapi tak pernah berhasil. Pasalnya Konstantinopel dikeliling benteng berlapis tiga, yang mustahil ditaklukan dengan alat perang biasa-biasa.
       Sultan Al Fatih kemudian menggunakan Meriam sebagai metode baru dalam peperangan. Meriam tercatat pertama kali digunakan dalam perang, adalah dalam pertempuran itu. Eropa sendiri belum pernah mengenal meriam, Utsmaniyah menggunakannya.
       Selama 59 hari, akhirnya pasukan Islam berhasil menjebol tembom Konstantinopel. Meriam dan peralatan itu mampu menembus kota terindah di dunia itu.
       Tanggal 29 Mei 1453, Sultan Muhammad Al Fatih memasuki gerbang Konstantinopel untuk pertama kalinya. Kemenangan Utsmaniyah ini disambut hangat seluruh umat Islam di dunia. Namun kalangan Eropa berlomba-lomba mengutuknya. Di era itulah Islam berjaya menguasai dunia. Peralatan militer Utsmaniyah adalah tercanggih di dunia. Selain meriam, Utsmaniyah mengenalkan pada dunia sebuah pasukan khusus. Namanya Janisari. Pasukan khusus inilah yang kemudian ditiru menjadi lembaga intelijen di dunia, termasuk CIA, Mossad dan lainnya.
       Kemenangan Utsmaniyah ini hampir mirip dengan menangnya Sparta atas Trota, pertempuran yang terjadi di tempat yang sama, 1700 SM. Kala itu, Troya dikepung selama 10 tahun oleh Sparta. Tapi Agamemnon, Raja Sparta berhasil menang karena memakai metode licik, kuda Troya. Setelah 10 tahun mengepung Troya, tentara Sparta tak kunjung bisa menjebol tembok Troya. Akhirnya mereka frustasi. Tapi cara licil dimainkan. Sparta membangun sebuah kuda raksasa. Di dalamnya ratusan tentara Sparta berdiam diri. Kuda itu kemudian dimasukkan ke dalam gerbang kota Troya. Troya tertipu. Mereka merayakan kemenangan besar-besaran karena merasa sudah berhasil menang perang.
       Di malam hari, kala tentara Troya mabuk kemenangan, para tentara Sparta yang terdiam dalam kuda itu pun turun. Mereka menyerang pasukan Troya. Ribuan tentara Sparta sudah menanti di gerbang Troya untuk masuk. Troya pun terbakar, Sparta menang perang.
       Tapi kemenangan Utsmaniyah kali ini bisa dibilang gentle-ment. Tembok Konstantinopel benar-benar hancur oleh taktik militer yang canggih, peralatan tempur mumpuni dan pasukan yang bersemangat luar biasa. Karena seluruh tentara Utsmaniyah yakin dengan Bisyarah, sebuah janji Allah Swt. Setelah penaklukan ini Islam disamping dikutuk namun tetap dielu-elukan sebagai kekuatan yang sesungguhnya.
       Atas nama Ka'bah dan Mekah, umat Islam mulai menyebarluaskan di daratan Eropa, Asia, Afrika hingga semenanjung Iberia. Umat Islam berbondong-bondong melaksanakan ibadah haji, saat pulang mereka memberitahukan kabar keagungan Mekah kepada sanak-saudara dan orang-orang di sekelilingnya. Semoga rahmat selalu menyelimuti tiap langkah kita.

Sumber : Buku Misteri & Keajaiban 2 Kota Suci Mekah-Madinah

Editor : Muhammad Fitrah
(Bidang PIP PD IPM Sinjai)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kajian Secara Online, Bidang Ipmawati Sinjai Sukses Gelar Forum Diskusi

SINJAI, IPM -- Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Sinjai Menggelar Kajian IPMawati yang berlangsung secara Virtual melalui Apk WhatsApp sejak pukul 19.30 WITA hari Kamis 04 Januari 2020. Kajian tersebut dipelopori langsung oleh Bidang Ipmawati dengan mengangkat tema "Peran Perempuan Dalam Menghadapi Akhir Zaman" yang dipandu oleh IPMawati Nurbaiti Anggota Bidang PKK PD IPM Sinjai.  Lebih lanjut, Kajian tersebut diisi langsung oleh pemateri tidak lain ialah Kakanda Nurlia yang merupakan Demisioner Sekretaris Umum PD IPM Sinjai Periode 2017-2019, Jumat (05/02/2021). Baca Juga Berikan Wadah Pembelajaran, PC IPM Sinjai Selatan Gelar Kajian Ipmawati Pendidikan Dimasa Pandemi, Belajar Daring Solusi atau Distorsi Ketua Umum PD IPM Sinjai Periode 2018-2020, Abdul Azis menuturkan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Ipmawati yang inisiatifnya dari Anggota Bidang. "Saya berharap bukan hanya Bidang Ipmawati yang kembali mengoptim

Cabang ke VII, IPM Bulupoddo Resmi Terbentuk

SINJAI, IPM - Pelatihan Kader Dasar Taruna Melati (PKDTM) I merupakan proses kaderisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang dilakukan secara turun menurun oleh Pimpinan. Hal tersebut dilakukan oleh Pimpinan Daerah (PD) IPM Kabupaten Sinjai yang telah laksanakan PKDTM 1 di Kecamatan Bulupoddo sejak tanggal 07-11 Mei 2021. Lebih lanjut, PKDTM 1 tersebut merupakan proses pembentukan Pimpinan Cabang (PC) IPM yang sekaligus angkatan pertama di Kecamatan Bulupoddo yang berpusat di Desa Tompobulu, Selasa (11/02/2021). Baca Juga Angkatan Pertama, PD IPM Sinjai Gelar PKDTM 1 Cabang Bulupoddo Secara Virtual, PKDTM 1 Sukses Digelar Tingkat Kabupaten Master Of Training PKDTM 1, Ariskin menuturkan bahwa selepas dari ini, Tim Fasilitator tidak akan melepas Kader-kader IPM Bulupoddo begitu saja yang ikuti pelatihan. Ketua Umum PD IPM Sinjai, Abdul Azis menyampaikan mewakili Pimpinan, saya ucapkan terima kasih ke pihak Sekolah MA Muhammadiyah Songing kelas Tompobulu dalam memfasilitasi

Lebarkan Sayap, Pimpinan Daerah Silaturahim PCM Sinjai Timur

SINJAI, IPM - Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhamnadiyah (PD IPM) Sinjai silaturahim dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sinjai Timur saat ditemui di Kediaman di Dusun Rombo, Desa Saukang, Sabtu (29/05/2021). Silaturahim tersebut guna menindaklanjuti kembali PKDTM 1 IPM Sinjai Timur yang ditunda 1 tahun lalu karena Pandemi Covid-19 melanda Kecamatan Sinjai Timur. PC Muhammadiyah Sinjai Timur, Arifuddin menyampaikan sudah lama saya tunggu IPM di Sinjai Timur. 1 tahun yang lalu sudah hampir terlaksana PKDTM 1 tapi Pandemi Covid-19, PKDTM 1 untuk sementara waktu ditunda. Baca Juga Bincang Bareng Alumni, IPM Sinjai Timur Siap Dibentuk Kembali Silaturahim Dengan PCM, IPM Pulau Sembilan Akan Segera Hadir Ditempat yang sama, Ketua Bidang (Kabid) Organisasi PD IPM Sinjai, A.Yhustika Nur Elvandari menuturkan kedatangan kami pun disambut hangat oleh ayahanda dengan melebarkan kembali sayap-sayap pergerakan dakwah IPM Sinjai di Kec Sinjai Timur. "Alhamdulillah ayahanda